Saturday, March 12, 2011

Green Architecture

Arsitektur yang memperhatikan potensi lingkungan

(artikel koran Sindo by Probo Hindarto)

http://astudioarchitect.wordpress.com/

Permulaan tahun baru 2010 ini, saya diberi pertanyaan dari mas Herman dari Koran Sindo tentang tren arsitektur khususnya rumah tinggal pada tahun 2010 ini. Saya berpendapat bahwa tren tahun ini tentunya didasari oleh tren arsitektur yang berkembang pada tahun 2009 akhir. Uniknya, apa yang berkembang saat ini tidak seharusnya hanya berdasarkan tren semata, karena justru dari sini bisa kita lihat masyarakat makin menyadari pentingnya arsitektur yang ramah lingkungan. Karya arsitektur rumah tinggal yang banyak diminati adalah yang memperhatikan potensi lingkungan, menunjukkan kesadaran arsitek dan masyarakat tentang desain hijau yang mutakhir.

Dalam Koran Sindo: Arsitektur Tropis Cenderung Ramah Lingkungan

TREN desain rumah selalu didasari pergerakan pasar karena tren memang sering kali diusung untuk menjawab kebutuhan pasar. Seperti fashion,tren desain arsitektur selalu berganti-ganti dan tidak tetap, meskipun sebenarnya tidak selalu dibutuhkan. Itu karena memang merupakan faktor tambahan dalam desain arsitektur yang sesungguhnya. Banyak orang menyukai tren arsitektur karena dipandang bisa meningkatkan citra bangunan, terutama rumah tinggal. Beruntung bahwa tren yang sedang berjalan saat ini menuju pada pergerakan positif pada upaya pelestarian, pemanfaatan secara efektif dan pemeliharaan lingkungan.
Hal ini didasari keadaan dan kondisi bumi yang makin terpengaruh pemanasan global yang banyak memicu kesadaran arsitek untuk menciptakan desain arsitektur yang ramah lingkungan. Arsitek dari astudioarchitect Probo Hindarto menjelaskan, kesadaran akan lingkungan dalam rumah yang baik sudah makin dimiliki masyarakat.Konsep arsitektur tropis yang ramah lingkungan dan sesuai untuk orang Indonesia mulai diminati kembali dengan sentuhan lebih modern.

Dalam hal ini, tetap stylish dengan gaya modern, tapi juga hijau. Arsitektur yang tren sesaat seperti Spanyol, Mediterania atau minimalis dipandang bukan lagi tren arsitektur rumah yang esensial karena hanya merupakan tren tampilan rumah saja,tapi belum menyentuh konsep ruang yang merupakan esensi arsitektur terpenting. Desain arsitektur tropis menjadi tren karena didasari kesadaran dalam dunia desain,terutama oleh para arsitek,ilmuwan dan pencinta lingkungan hidup untuk menggunakan desain yang ramah lingkungan, hijau, dan berkelanjutan.
Konsep ini lebih didasari oleh kesadaran, karena itu dengan adanya kesadaran untuk arsitektur yang lebih hijau dan berwawasan lingkungan.” Hal ini berarti kesadaran masyarakat dan para praktisi arsitek pada umumnya sudah meningkat daripada sekedar membuat desain bangunan yang tidak berwawasan lingkungan,” jelas dia saat dihubungi Seputar Indonesia. Ciri khas desain arsitektur tropis ini adalah memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan baik.Sehingga meminimalkan kerusakan lingkungan akibat desain arsitektur.

Beberapa contoh aplikasi desain yang ‘hijau’.Misalkan saja sinar atau cahaya matahari untuk mengurangi atau menghilangkan pemakaian listrik untuk penerangan buatan. Berbagai trik desain seperti atap yang tinggi,ventilasi yang baik, unsur tanaman dan perkerasan di sekitar rumah menjadi pendukung untuk konsep ini. Selain itu, penghawaan alami yang didukung oleh desain yang tidak memerlukan AC atau penghawaan buatan,karena sudah terasa dingin dan sejuk,didukung oleh pelestarian tanah dengan menanam banyak pohon untuk penghijauan.
”Lahan yang makin sempit dan mahal harus didesain dengan seksama sehingga tetap memiliki taman yang menyegarkan area rumah,menjadi area peresapan air sehingga mengurangi banjir,” terangnya. Pembangunan yang cenderung vertikal, sehingga makin banyak lahan tersisa untuk penghijauan dan peresapan air tanah.Meskipun tidak memiliki taman di atas tanah, bisa juga menggunakan taman di atas atap dak beton,hal ini juga mulai menjadi tren, sehingga tetap ada area untuk bersantai bagi keluarga menikmati alam.

Sementara pada unsur tampilan, desain rumah pada 2010 cenderung akan mengadopsi gaya arsitektur modern dan tropis yang banyak menggunakan unsur material ekspos seperti batuan ekspos dan lapisan kayu. Ini membuat tampilannya menjadi makin segar. Sayangnya belum banyak pengembang yang membangun rumah dengan desain seperti itu. Ini karena orientasi pengembang saat ini barangkali masih 90% berorientasi pada keuntungan ekonomis dari penjualan rumah-rumah atau apartemen. Karena itu tren yang ditawarkan perumahan pengembang pada umumnya masih kalah maju selangkah daripada karya arsitek yang sudah memiliki kesadaran itu.
Hal ini karena arsitek ‘perumahan’ berbeda dengan arsitek independen, dimana arsitek yang independen lebih bisa mengimplementasikan berbagai konsep arsitektur tropis dan hijau tanpa terpengaruh oleh faktor keuntungan. Apabila ada pengembang yang berani menawarkan konsep arsitektur ‘hijau’ yang tidak terpengaruh unsur ekonomis bangunan,maka pengembang ini sudah mengikuti tren dunia yang berkembang saat ini.

Arsitek dari PT Buanareksa Binaperkasa,Andry Hermawan menjelaskan, tren desain rumah pada 2010 lebih kepada sustainable environment dan ecological issue. Efisiensi biaya dan energi menjadi suatu keniscayaan. Di Indonesia sendiri masih akan menganut minimalis dan tropical design,namun tidak tertutup kemungkinan berkembangnya arsitektur organik. ”Arsitektur vernakular bergaya Sunda dan Bali modern pun semakin dilirik,”ucapnya. (hermansah)
________________________________________________


Rumah bambu bertenaga surya

Universitas Tonji Shanghai membuat rumah bambu bertenaga surya. Panel surya pada atap dan dinding rumah tersebut menghasilkan daya listrik sebesar 9 kW. Rumah dengan satu kamar tidur dan satu ruang tamu tersebut dirancang dengan menggabungkan arsitektur bangunan khas Cina dan teknologi terkini. Ia memiliki sistem kendali suhu dan kelembaban, sistem isolasi panas, dan taman berdinding bambu.
[ENGLISH] from Sun-Powered Bambu House Sprouts at Solar Decathlon Europe [Inhabitat]
solar powered home, renewable energy, off the grid, solar power your home, solar decathalon europe, BAMBU HOUSE, Tonji University Shanghai, bamboo house, sustainable building competition
Tonji University Shanghai’s Bambu House at the European Solar Decathlon is a beautiful sun-powered abode inspired by nature. It has two elegant sloping roofs and is almost entirely constructed from bamboo. Its impressive solar array generates 9 kilowatts of electricity which powers its one bedroom, one living room layout. We love how the house combines traditional Chinese architecture with state of the art technology — it has temperature and humidity control systems, high-level thermal insulation systems, and a bamboo enclosed garden.


solar powered home, renewable energy, off the grid, solar power your home, solar decathalon europe, BAMBU HOUSE, Tonji University Shanghai, bamboo house, sustainable building competition
Tonji University’s team has 20 members and is composed of doctors, postgraduates, and undergraduate students who range across many disciplines — from architecture and urban planning to energy development. They hope that their solar-powered house can help promote their forward-thinking ideas about renewable energy use in residential urban areas. The team has spent six months designing and constructing the house from scratch and they are hoping their hard work will pay off. Structurally, the house is strongly influenced by traditional Chinese architecture but with a tinge of the efficient look of contemporary architecture.
The Solar Decathlon Europe kicked off with a bang today and Inhabitat is on the scene to provide a first peek at the amazing sun-powered architecture on display. The European Solar Decathlon is the sister of the US Solar Decthalon — which we covered in Washington DC this past October — and was organized in a partnership between Government of Spain’s Ministry of Housing and the United States Government. The decathlon is taking place all through next week in Madrid, so stay tuned to Inhabitat as we bring you a front seat view of all the action!

Links:
+ Tonji University Shanghai
+ Solar Decathlon Coverage on Inhabitat

No comments:

Post a Comment